Digitalisasi pendidikan menjadi topik yang banyak menarik perhatian publik dalam beberapa bulan terakhir. Ini adalah respon terhadap layanan pendidikan yang telah berubah secara radikal. Baik sistem dari segi pembelajaran maupun kulturnya.
Pandemi Covid-19 memaksa siswa, guru, dan sekolah untuk “mencicipi” cita rasa pendidikan berbasis teknologi digital. Hasilnya sudah bisa di tebak, hampir semua orang di dunia pendidikan mengeluhkan sulitnya sistem darurat baru ini.
Siap atau tidak, digitalisasi pendidikan harus dilaksanakan dan diterima oleh semua pihak. Apa yang harus disiapkan sekolah untuk menyambut era baru dunia pendidikan ini? Berikut ini.
Persoalan dan aspek digitalisasi pendidikan
Keberhasilan program digitalisasi pendidikan di Indonesia sangat bergantung pada kesiapan lembaga dan sumber daya manusia. Terutama mengenai infrastruktur pendidikan.
Secara umum, sudah ada tiga aspek respon terhadap pendidikan digital yang setidaknya dapat dikatakan cukup baik. Yakni regulator, guru atau pengajar dan siswa.
Saat ini pemerintah telah menyusun dan membahas road map sistem yang akan di gunakan. Termasuk platform, kurikulum, dan kualifikasi yang di perlukan. Namun pada saat yang sama, guru dan siswa tidak di ragukan lagi cukup akrab dengan teknologi digital.
Persoalan yang paling utama adalah infrastruktur pendukung yang dibutuhkan untuk melaksanakan digitalisasi pendidikan secara menyeluruh. Seperti, kelas komputer dan sistem informasi sekolah.
Hanya di laboratorium komputer saja masih banyak sekolah yang kesulitan memenuhi persyaratan yang di tetapkan Kemendikbud yaitu 30 unit per sekolah. Kalaupun demikian, kualitas dari perangkat yang di gunakan masih jauh dari standar pendukung platform teknologi pendidikan.
Selain peralatan, sekolah harus memiliki sistem informasi yang kompeten sehingga siswa, guru, dan orang tua dapat menggunakannya dengan lancar 24/7. Namun, sebagian besar sekolah bahkan belum membangun situs web resmi atau sistem informasi serupa.
Terakhir, sekolah atau lembaga pendidikan di Indonesia harus memikirkan bagaimana menyediakan infrastruktur pendidikan yang layak untuk platform digital sebelum memulai pengembangan sistem.
Pengaruh Digitalisasi Pendidikan Terhadap Industri 4.0
Digitalisasi pendidikan merupakan konsekuensi logis dari perubahan zaman. Namun tidak ada satupun pihak yang dapat meramalkan bahwa industri dan masyarakat akan merangkul teknologi dengan begitu cepat.
Baca Juga : Penyebab Dari Penyakit Halusinasi Dan Jenisnya
Akan tetapi dalam beberapa tahun terakhir, banyak pendapat dan prediksi dari para peneliti dan profesional tentang kelebihan dan kekurangan digitalisasi di sektor pendidikan Indonesia.
Pada sejumlah pihak meyakini bahwa digitalisasi pendidikan berpotensi merugikan budaya pendidikan dan kualitas sumber daya manusia pelajar Indonesia.
Bagaimana dampak transformasi digital dari sistem tradisional di bidang pendidikan khususnya di Industri 4.0? Berikut cara melakukannya:
Pertumbuhan tenaga kerja yang lebih besar
Adanya Industri 4.0 telah menimbulkan keresahan di banyak pihak dan salah satu masalah terbesarnya adalah PHK. Akan tetapi, masih ada pihak yang cukup optimistis fenomena tersebut tidak akan terjadi.
Namun apapun itu rasionalisasi biaya dan metode produksi pasti terjadi di dunia industri. Karyawan yang di anggap tidak layak untuk pekerjaan tersebut pasti tidak akan mendapatkan pekerjaan tersebut.
Menjadi salah satu cara efektif untuk mengurangi efek ini adalah digitalisasi pendidikan. Kemudian cukup dekat dengan teknologi lapangan, siswa juga memiliki gambaran tentang kekhususan informasi yang menarik minat mereka.
Inovasi Teknologi dalam Industri
Sistem pendidikan digital memberikan ruang lebih bagi siswa untuk berpikir kritis dan memproyeksikan ide pemecahan masalah. Sehingga ini pasti akan meningkatkan jumlah penemuan dan memelihara penemu muda baru
Meningkatkan daya saing di tingkat global
Perbatasan tidak akan lagi berlaku sepenuhnya saat Industri 4.0 mencapai puncaknya. Maka akan muncul persaingan ketat di antara para profesional di seluruh dunia tidak dapat di hindari.
Untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja dan profesional Indonesia, tentunya diperlukan sistem pendidikan yang lebih tepat. Baik budaya atau keterampilan yang perlu dipelajari.
Baca Juga : Menjaga Kesehatan Mata Dengan Metode Tradisional